Meski data dari Global Hunger Index menyebutkan adanya penurunan pada angka kelaparan di negara berkembang sejak tahun 2000, stunting masih menjadi tantangan besar. Sebab hingga saat ini masih ada setidaknya 795 juta orang yang menderita kelaparan yang berakibat pada satu dari empat anak menderita stunting.
Baca juga: Merawat Masa Depan Di Tengah Pandemi
Karena itu, jika tidak diputus, stunting dapat menjadi rantai dari lingkaran setan yang mengerikan. Tidak hanya bagi mereka yang menderita stunting, tapi juga bagi negara.
Ini alasannya.
Stunting memiliki siklus. Setelah seorang bayi lahir, menjadi penting baik bagi sang Ibu dan anak untuk mendapatkan perawatan pasca melahirkan, salah satunya mendapat asupan yang cukup. Namun sayangnya, jika sang Ibu mengalami malnutrisi, maka besar kemungkinan bayi akan lahir dalam keadaan berat badan kurang. Tanpa mendapat perawatan pasca melahirkan, bayi akan menderita stunting. Jika anak perempuan yang mengalami stunting tumbuh tanpa diberikan perawatan, maka mereka akan tumbuh menjadi seorang perempuan yang, lagi-lagi, dapat melahirkan bayi berpotensi stunting.
Stunting pada dasarnya tidak hanya membuat seorang anak memiliki tinggi badan yang kurang. Akan tetapi, mereka juga dapat memiliki sistem kekebalan tubuh yang buruk, fungsi otak yang tidak optimal sehingga menyebabkan rendahnya IQ seorang anak, terhambatnya pertumbuhan organ tubuh mereka, dan juga memengaruhi kemampuan sosio-emosional mereka.
Semua ini akhirnya akan memengaruhi masa depan seseorang, termasuk kondisi ekonomi dan kesehatannya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Sue Horton dan Richard Steckel mengungkapkan bahwa anak yang mendapatkan asupan nutrisi cukup memiliki kesempatan hingga 33% lebih besar untuk terbebas dari kemiskinan.
Selain menimbulkan permasalahan kesehatan, stunting dapat memberikan dampak yang buruk bagi perekonomian sebuah negara. Dalam Nutrition Overview, World Bank menjelaskan negara yang memiiki banyak warga dengan stunting harus mengeluarkan dana untuk mengatasi permasalah gizi, dan kekurangan produktivitas yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, hingga 11% dari GDP di Afrika tiap tahunnya.
Baca juga: Garasi (Gagasan dan Kolaborasi): Memulai Dengan “Giziku Untuk Anakku”
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah atau bahkan memutus rantai stunting, salah satunya adalah fokus pada 1000 hari pertama, yaitu waktu antara kehamilan sang Ibu hingga ulang tahun sang anak. 1000 hari pertama dapat menjadi waktu kunci untuk memastikan perkembangan anak dan Ibu.
Bagi bayi yang terlahir dalam kemiskinan, salah satu hal penting yang dapat menjadi senjata untuk mencegah stunting adalah air susu Ibu, yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh dan berkembang.