Membangun Dunia di Kepala Pembaca


Ada satu kalimat yang menarik disampaikan oleh Titah soal menulis. Menurutnya, menulis seperti membangun dunia di kepala pembaca, untuk itu dibutuhkan kreatifitas dan jalan yang jelas. Pembangunan itu bisa dilakukan melalui berbagai unsur yang sudah dibahas di atas. Selain itu, dunia itu juga dibangun dengan kalimat-kalimat naratif dan deskriptif. Keduanya akan bekerja sama menjelaskan dan memvisualkan cerita kepada pembaca.
Titah memberikan tips dalam menulis kalimat, menurutnya dalam menulis kita perlu menunjukkan dan menggambarkan sesuatu, bukan mengatakannya. Sebagai contoh, tulisan kita akan lebih hidup jika disusun seperti ini,
“Siang ini cuaca sangat terik, aku mengendarai sepeda melewati tanjakan tajam di perbatasan desa. Setelah mengeluarkan tenaga sekuat-kuatnya, akhirnya aku sampai di atas, hal pertama yang aku lihat saat sampai diatas adalah pedagang dawet yang tengah menyerut es batunya, ia ada persis 50 meter di depanku.”
Penggambaran diatas memang panjang, tapi akan lebih hidup dibandingkan dengan tulisan “Aku bahagia karena menemukan pedagang dawet ketika kelelahan.”
Menurut Titah, kita tidak akan mengingat secara detil apa yang ditulis dalam buku yang kita baca, tapi kita bisa menggambarkannya. Untuk itu, visualisasi sebuah cerita menjadi penting, terlebih dalam praktik penulisan kreatif. Karena melalui visualisasi itu, pesan yang ingin kita tulis bisa sampai dengan baik dan dunia yang akan kita bangun bisa utuh. Jadi, sudah siapkah membangun dunia di kepala para pembaca? (Tamimah Ashilah)