Kolaborasi yang dilakukan Difabel.id dimulai dari kesalahpahaman, begitu kurang lebih gambaran dari cerita Machrunisa, pendiri Difabel.id. Machrunisa atau yang akrab disapa Icha memulai kelas Gagas Talenta Academy (GTA) sore itu dengan kisah kesalahpahaman yang justru menjadi awal dari banyak langkah Difabel.id. Ia bilang, banyak yang mengira Difabel.id adalah komunitas disabilitas, padahal Difabel.id adalah organisasi yang membantu para disabilitas.
Gagasan menjadi organisasi yang membantu disabilitas untuk mengembangkan kemampuan ternyata menjadi kunci dari kolaborasi pertamanya. Gagasan itu sejalan dengan prinsip kolaboratornya saat itu, yaitu Tokopedia. Tokopedia menjadikan inklusi sebagai salah satu pilarnya, dan Difabel.id dapat membantu Tokopedia untuk menegakkan pilar tersebut. Di sisi lain, kolaborasi ini juga bermanfaat bagi Difabel.id.
Menurut Icha, kolaborasi akan menghasilkan banyak keuntungan, yang pertama adalah menambah wawasan. Kolaborasi memungkinkan banyak pihak bekerja bersama dan juga bisa menambah keluarga baru yang nantinya menghasilkan semangat baru. “Karena kita tidak ketemu dengan orang yang itu-itu saja,” kata Icha.
Kolaborasi memungkinkan banyak pihak berbagi pengetahuan dan sudut pandang dari keahlian mereka masing-masing. Hal ini tentunya akan memunculkan perspektif baru dan program baru bagi semua pihak. Selain itu, kolaborasi memungkinkan suatu gerakan bergerak menjadi lebih cepat dan luas. Poin terakhir ini adalah salah satu manfaat yang paling dirasa oleh Difabel.id, karena lewat kolaborasi, Difabel.id bisa bergerak lebih luas dan berdampak bagi lebih banyak orang.