Pendidikan dan Kebudayaan, Racikan Warisan Ki Hajar Dewantara

0
1642

Digitalisasi dalam dunia pendidikan pasti akan terjadi. Namun siapa sangka jika pandemi menjadi rintangan bagi proses digitalisasi pendidikan. Kini sudah 6 bulan kita menjalani Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), adakah yang masih beradaptasi? Banyak sekali! Terutama para guru muda maupun senior yang tidak terbiasa melakukan aktifitas mengajar dengan menggunakan gadget.

Beruntungnya, Hoshizora Foundation sudah memulai langkah keberlanjutan di bidang pendidikan lewat jejaring guru-guru dari Aceh hingga Papua, jenjang SD hingga SMA. Sehingga para guru bisa punya wadah untuk meningkatkan kapasitasnya. Hoshizora menginisiasi program “Selasar Pendidik Hebat” untuk 58 guru koordinator lapangan di daerah. 3 dari 7 sesi Selasar Pendidik Hebat, berkolaborasi dengan Gagas Inspirasi Nusantara (@gagasin.co) sebagai narasumber materi, yaitu di tanggal 3, 10, dan 17 Oktober 2020. Materinya meliputi pedagogi, mengajar kreatif, dan juga proses pengajaran di masa pandemi.

Sesi pertama Gagasin di 3 Oktober 2020, para guru didampingi oleh oleh Cahya Wulandari dan Ria Kesuma Perdani dari Gagasin. Keduanya mengajak guru-guru peserta pelatihan untuk membahas kembali persoalan pedagogi. Meskipun pedagogi sudah jadi bagian dari kehidupan bapak dan ibu guru, namun ini semacam upaya menyegarkan kembali maknanya terutama dalam situasi pandemi, sama pentingnya seperti menemukan alasan kita untuk bangun setiap pagi, penting!

Semua Bergerak

Membahas pedagogi, terutama dalam kerangka pendidikan nasional, tentu erat kaitannya dengan bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara. Gagasan beliau yang tertuang dalam bukunya “Pendidikan dan Kebudayaan,” yang ternyata mengandung banyak sekali gagasan yang relevan hingga hari ini.

Apa saja gagasan Ki Hajar Dewantara?

  1. Pendidikan berorientasi pada peserta didik,
  2. Pendidikan herus dilakukan secara holistik (kognitif dan jasmani),
  3. Pendidikan bertujuan membagun kebudayaan, membangun peradaban bangsa,
  4. Pendidikan harus bertujuan pada perubahan budi pekerti yang berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan,
  5. Pendidik harus lah menghargai keragaman peserta didik.

Baca juga: Menyelami Ruh Kreativitas Bagi Seorang Guru

Selain refleksi tentang makna pedagogi dari ahlinya, di sesi pertama ini juga membahas tentang teori belajar:

  1. Teori Behaviouristik. Murid diposisikan sebagai pipa kosong yang perlu diisi dengan ilmu pengetahuan oleh guru, proses belajar dilakukan dengan cara pengulangan. Guru memiliki kontrol yang sangat besar pada proses pembelajaran.
  2. Teori Cognitivism. Mengedepankan pada proses stimulasi yang tepat dari guru, agar perkembangan kognitif siswa dapat berkembang baik.
  3. Teori Constructivism. Mengedepankan pada self-discovery oleh siswa, guru hanyalah guide.
  4. Teori connectivism. Teori ini sangat relevan di masa PJJ saat pandemi seperti sekarang ini, yaitu teori ini memandang pembelajaran harus mulai memanfaat teknologi yang ada.

Materi-materi di sesi ini penting untuk dikuasai secara utuh oleh para guru. Sebab kompetensi guru hebat adalah kombinasi antara pengetahuan pedagogi yang  mantap dan penguasaan konten materi pembelajaran. Memahami semua bahasan tadi menjadi bahan reflektif guru sehingga bisa memberikan pengajaran yang setidaknya bisa mengakomodir ragam perbedaan siswa di dalam kelas. Materi ini menjadi pengingat juga bahwa guru tidak harus menyiapkan strategi belajar yang berbeda untuk keragaman anak didiknya, karena itu sangat sulit untuk dilakukan.

Dari pengayaan materi tentang pedagogi hari ini, sesi selanjutnya akan dilengkapi dengan materi mengajar kreatif. Kelas kedua tersebut akan didampingi oleh Umarotun Niswah (@umaniswah) dan Sari Lestari (@isarilestari) sebagai dua praktisi yang banyak beririsan dalam dunia pendampingan sekolah dasar dengan pendekatan yang kreatif dan humanis.

Kolaborasi yang sangat menyenangkan ini jadi bukti bahwa ternyata masih ada inisiatif untuk meningkatkan kualitas meski dalam situasi pandemi yang menyulitkan. Semua bergerak, untuk kemajuan pendidikan. (afs)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here