Vaksin Dan Industri Farmasi

0
3001

Penemuan vaksin smallpox oleh Edward Jenner mungkin adalah salah satu penemuan vaksin pertama yang paling termashyur. Namun, sejarah vaksin tidak berawal dari sana, lho! Sejarah vaksin erat sekali dengan perjuangan manusia melawan berbagai penyakit menular. Ada sebuah bukti yang dikutip oleh The History of Vaccines, bahwa inokulasi, atau pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri atau jamur dari sumber asal ke medium baru sudah ditemukan sejak tahun 1000 sebelum masehi. Praktik ini juga bahkan telah dilakukan di Afrika dan Turki sebelum menyebar ke Eropa dan Amerika.

Vaksin yang ditemukan oleh Jenner pada tahun 1796 memang menjadi penanda babak baru proses pengembangan vaksin. Praktik penggunaan vaksin pun menyebar ke berbagai penjuru dunia dan terus dikembangkan. Abad ke-20 lalu menjadi sebuah periode vaksin aktif dikembangkan dan diteliti. Karena itu berbagai penemuan penting yang pantas untuk dibilang, merubah dunia, pun banyak ditemukan, salah satunya adalah penemuan vaksin polio.

Diiringi dengan kemajuan teknologi dan inovasi, kini arah penelitian vaksin pun turut berubah, seperti target penyakit yang semakin berkembang, hingga penelitian vaksin untuk penyakit tidak menular seperti alergi hingga kecanduan. Sejalan dengan itu, pertumbuhan industri vaksin global pun lantas mengalami perkembangan yang signifikan.

Permintaan vaksin yang tidak pernah berhenti, terlebih lagi dengan kedatangan pandemi Covid-19, membuat pasar industri vaksin diprediksi mengalami peningkatan yang cukup kuat hingga lima tahun mendatang. Di antara banyaknya perusahaan farmasi di dunia, ada beberapa perusahaan terbesar yang telah menelurkan vaksin-vaksin penting hingga berbagai produk mendunia, yang mungkin pernah kamu konsumsi!

 

  1. GlaxoSmithKline

GlaxoSmithKline atau GSK merupakan perusahaan farmasi multi-nasional yang berpusat di Brentford, Inggris. Dalam ranah pengembangan vaksin, pada 2014 GSK mengajukan perizinan untuk vaksin malaria pertama yang pernah ada. Dikatakan bahwa GSK telah menghabiskan dana 350 juta dollar amerika sebelum pengajuan izin, dan diprediksi akan menghabiskan dana 260 juta dollar lagi. Jika kamu jeli membaca nama obat yang pernah diberikan oleh doktermu, mungkin beberapa obat produksi GSK pernah kamu minum, seperti amoxicillin, allopurinol, mupirocin, pyrimethamine, ranitidine.

 

Baca juga: Vaksin Jadi Obrolan Seksi Selama Pandemi

 

2. Merck & Co.

Didirikan oleh George Merck pada tahun 1891, Merck & Co. merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia yang berpusat di New Jersey, Amerika. Merck & Co. disebut sebagai salah satu perusahaan vaksin terbaik dunia berkat vaksin-vaksin yang telah dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan mereka. Beberapa vaksin penting yang ditemukan oleh Merck & Co. adalah vaksin gondok pertama, vaksin rubella pertama, dan vaksin trivalen pertama untuk campak, gondok, dan rubella atau vaksin MMR. Vaksin-vaksin ini dikembangkan oleh ilmuwan Merck, yaitu Maurice Hilleman yang juga mengembangkan vaksin pertama untuk Hepatitis B, dan vaksin varicella pertama untuk cacar air.

 

  1. Sanofi Pasteur

Berbeda dengan dua perusahaan sebelumnya, Sanofi Pasteur merupakan divisi dari perusahaan farmasi multinasional, Sanofi, yang hanya bergerak di bidang pengembangan vaksin. Hingga saat ini mereka telah mengembangkan berbagai vaksin untuk penyakit kanker kandung kemih, hepatitis A, hepatitis B, influenza, campak, MMR, pneumonia, polio, rabies, rubella, cacar air, tetanus, TBC, tipus, demam kuning, hingga difteri. Sanofi Pasteur juga ikut serta dalam pengembangan vaksin untuk Covid-19. Pada Juli 2020 kemarin, Sanofi Pasteur mengumumkan akan melakukan uji coba vaksin Covid-19 di beberapa negara, dengan harga 7-10 dollar Amerika untuk tiap dosisnya.

 

  1. Inovio Pharmaceuticals

Inovio merupakan perusahaan bioteknologi Amerika yang fokus pada penemuan dan komersialisasi DNA sintetis Untuk menyembuhkan kanker dan penyakit menular. Pada April 2020 lalu, Inovia adalah salah satu dari 100 perusahaan lain yang saat ini sedang berlomba untuk menemukan vaksin virus korona. Pada tahun 2016, vaksin Inovio yang menjadi kandidat untuk penyakit Middle East Respiratory Syndrom (MERS) berhasil terbukti aman dengan efek ringan.

 

Baca juga: Bagaimana Jadinya Hidup Tanpa Ilmu

 

Proses pembuatan vaksin bukanlah proses sederhana, melainkan sebuah proses biologis rumit yang dapat memakan waktu lama, dana yang sangat besar, hingga keterlibatan berbagai macam pihak. Kendati demikian, ini tak menyurutkan ambisi perusahaan farmasi untuk terus berinovasi dan menciptakan berbagai vaksin untuk menekan penyebaran penyakit, karena pada akhirnya, kita semua tetap menempatkan kesehatan diri kita di atas segala-galanya.

Jika ada pernyataan besar yang bisa kita renungkan adalah, ketika vaksin telah ditemukan, penyakit seharusnya sudah bisa disembuhkan, dapatkah vaksin-vaksin ini tiba dan digunakan kepada mereka semua yang membutuhkan? (Ber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here