Plantasia: Lantunan Untuk Tanaman

0
969

Sore itu, sekitar 100 lebih tanaman telah berbaris dengan rapi, masing-masing di atas potnya untuk mendengarkan repertoar yang dilantunkan khusus untuk mereka selama 90 menit. Tidak ada manusia yang boleh dengar, tak terkecuali pemilik-pemilik mereka.

Pengecualian hanya diberikan pada Bottlesmoker. Mereka adalah Anggung ‘Angkuy’ Suherman dan Ryan ‘Nobie’ Adzani, inisiator Konser Plantasia, sekaligus duo musisi yang bertugas untuk memanjakan “indra pendengaran” para tanaman di sore hari itu.

Semua yang terkait dengan konser ini adalah yang juga berhubungan dengan kemaslahatan tanaman. Mulai dari pemilihan waktu konser, hingga frekuensi yang pas bagi indra pendengaran mereka.

Angkuy dan Nobie sebelumnya telah menghabiskan banyak waktu untuk melakukan kajian literatur dan eksperimen supaya menghasilkan musik yang benar-benar membuat tanaman dapat lebih gembira. Hasil dari kajian serta eksperimen itu dimainkan secara langsung oleh Angkuy dan Nobie di hadapan ratusan tetanaman yang memadati sebuah ruangan di Lou Belle Space.

Mereka kan tidak punya telinga, bagaimana bisa menikmati musik?

Percaya atau tidak, banyak penelitian yang mengatakan kalau musik sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman. Nyatanya, musik bukan hanya makanan untuk jiwa manusia pun ternyata bagi tanaman.

Sejalan dengan hasil penelitian ini, Angkuy dan Nobie juga berharap Konser Plantasia dapat menjadi sebuah terapi bagi tanaman, atau setidaknya menjadi nutrisi dan vitamin yang berkontribusi baik terhadap tumbuh-kembangnya.

Baca juga: Lekas Sembuh, Bumi (Atau Kita)

Mungkin cara tanaman menikmati musik sedikit berbeda dengan bagaimana kita menikmati musik. Dilansir dari situs Gardening Know How, bagi tanaman, musik tidak hanya sekadar suara, melainkan sebuah getaran. Getaran ini mampu membantu pergerakan sel di dalam tanaman yang dapat menstimulasi tanaman untuk menghasilkan lebih banyak nutrisi.

Usaha Angkuy dan Nobie untuk menghibur tanaman tak hanya berhenti di situ. Agar tetanaman lebih menghayati musik yang mereka sajikan, Angkuy dan Nobie menambahkan beberapa suara ‘khas’ alam, seperti bunyi burung, tonggeret (Garengpung), musik karinding, bahkan tarawangsa, yang kata Angkuy baik bagi stomata tanaman.

Lalu, musik seperti apa yang disukai tanaman?

Konser Plantasia tidak boleh didengarkan oleh manusia bahkan disiarkan secara daring pun tidak. Ini membuat saya penasaran tentang musik seperti apa yang sebenarnya tanaman nikmati. Apakah mereka menikmati musik BTS, Billie Ellish, Justin Bieber, atau Rachmaninoff, atau mungkin Kraftwerk?

Sebuah pemilik Rumah Kaca di Colorado pernah bereksperimen soal jenis musik apa yang sesuai terhadap beberapa jenis tanaman. Hasil eksperimen menunjukkan kalau tanaman yang didengarkan lagu rock lebih cepat mati, sementara tanaman yang mendengarkan musik klasik lebih cepat tumbuh.

Baca juga: Agar Citarum Kembali Harum

Dalam Konser Plantasia ini, Angkuy dan Nobie membuat musik dengan frekuensi 5.000 hertz, karena frekuensi inilah yang sesuai untuk ‘telinga’ tanaman. Frekuensi ini bukanlah frekuensi yang nyaman didengar oleh manusia.

Karena itu pula Konser Plantasia hanya ditujukan bagi tanaman. Kata Angkuy, musik yang mereka mainkan di konser bila didengar oleh kita, manusia, maka kita justru dapat merasakan pusing, bahkan mual. Itu setidaknya yang dirasakan oleh Angkuy, Nobie, dan beberapa teman yang mereka persilakan untuk mendengar hasil eksperimen musik mereka.

Soal efek musik, perkembangan tanaman, dan timbal balik

Sebagai perspektif lain, tentu ada beberapa peneliti yang tidak bisa dengan cepat setuju bahwa musik dapat memengaruhi faktor perkembangan tanaman. Tidak banyak pula yang mengatakan jika itu adalah pseudoscience.

Terlepas dari hal itu, apa yang dilakukan Bottlesmoker dapat dilihat sebagai sebuah upaya atau bentuk apresiasi manusia kepada tanaman, kepada alam, kepada Mother Nature, untuk apa yang telah ia berikan kepada manusia, untuk tiap-tiap senyawa oksigen yang kita hirup, untuk rasa sejuk dan teduh saat tubuh penuh peluh. Dan bukankah kita dibiasakan untuk berterima kasih pada apa saja yang memberi kehidupan? (Ber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here