Menghadapi Pandemi Dengan Pedoman Berkelanjutan

0
1608

Siapa yang menyangka tahun 2020 akan diisi oleh perjuangan kita melawan pandemi? Barangkali tidak ada yang menyangka ya? Banyak agenda dan rencana terpaksa gagal atau lebih tepatnya digagalkan. Kalaupun masih bisa diselamatkan kita harus putar kemudi dan mengubah rencana kita secara total karena ada faktor lebih penting yang harus dijaga selain terwujudnya rencana-rencana itu; nyawa kita.

Semenjak awal tahun ini mungkin kamu lebih banyak merasakan marah, bimbang, khawatir, stres, dan takut dibandingkan dengan awal tahun-tahun yang lalu. Tapi kamu tidak merasakan itu sendirian, hampir semua orang di planet bumi merasakan hal yang sama. Saat ini bumi sedang menghadapi krisis dengan skala yang besar. Pandemi tidak hanya membuat hilangnya banyak nyawa manusia, namun juga memberikan dampak buruk bagi perekonomian global, meningkatnya pengangguran, pelebaran kesenjangan sosial, hingga terancamnya cita-cita membangun kehidupan yang berkelanjutan.

Baca juga: Inovasi Tangani Situasi

Tanpa keraguan, pandemi ini juga telah menyadarkan kita bagaimana permasalahan kemiskinan, lemahnya sistem kesehatan, belum meratanya akses pendidikan, hingga belum optimalnya kerja sama global telah memperburuk keadaaan saat ini.

Untuk itu kita membutuhkan sinergi global yang mengharuskan kita untuk berkeja di dalam koridor tujuan yang sama. Kita membutuhkan sebuah solusi yang menjamin keberlanjutan hidup kita kelak di masa depan, bukan sebuah solusi sementara yang hanya akan mengobati krisis yang berulang. Kita membutuhkan sebuah solusi yang tidak akan menimbulkan permasalahan baru, yang dapat memastikan inklusifitas. Karenanya, respon kita dalam menghadapi krisis yang saat ini kita hadapi tidak boleh dipisahkan dari kerangka Sustainable Development Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. SDGs atau TPB merupakan sebuah kesepakatan arah pembangunan baru yang menitikberatkan pembangunan berlandaskan pada hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mencapai pembangunan di empat pilar, yaitu sosial, lingkungan, ekonomi, dan hukum serta tata kelola.

SDGs sebagai Kerangka Solusi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, malapetaka yang disebabkan oleh pandemi telah memberikan dampak buruk bagi banyak sektor, tak terkecuali terhadap terwujudnya cita-cita SDGs yang sebelumnya diprediksi tercapai pada tahun 2030.

Melihat hal ini, Prof. Dr. Zuzy Anna, M.Si, Direktur SDGs Center Universitas Padjadjaran, dalam pemaparannya di “Sustainability Talk: Menjaga Momentum Pencapaian SDG Pasca Corona” justru menawarkan kerangka berpikir terbalik dengan tidak menempatkan pandemi corona sebagai ancaman untuk SDGs, melainkan menempatkan SDGs sebagai solusi untuk mengatasi pandemi.

Erna Solberg dan Nana Addo Dankwa Akufo-Addo selaku Co-chair of the UN Secretary-General’s SDG Advocate juga beranggapan bahwa pencapaian SDGs akan menempatkan kita pada pondasi yang kuat dalam menangani risiko kesehatan global dan penyakit menular di masa yang akan mendatang.

Di saat pandemi ini sangat mengancam terwujudnya SDG 3 dari 17 SDG, yaitu tercapainya kehidupan yang sehat dan kesejahteraan semua untuk manusia, krisis kesehatan global juga telah memberikan dampak buruk yang luar biasa pada tercapainya tujuan SDG yang lain.

UNESCO memperkirakan saat ini ada 1.25 miliar pelajar yang terdampak pandemi, menjadikan ini sebagai ancaman serius terhadap terwujudnya tujuan keempat, yaitu pendidikan yang inklusif dan berkualitas.

Baca juga: Rebahlah, Kamu Terlihat Lelah

Di banyak negara, pandemi telah mengakibatkan eskalasi permasalahan, seperti semakin sulitnya akses air yang mengancam SDG 6 tentang sanitasi yang bersih, melemahnya pertumbuhan ekonomi dan hilangnya lapangan pekerjaan layak yang mengancam SDG 8, dan meningkatnya kesenjangan yang mengancam terwujudnya SDG 10. Di atas itu semua, pandemi memperburuk kemiskinan dan mengancam ketahanan pangan yang bertolak belakang dengan SDG 1 dan  SDG 2.

The World Bank bahkan mengestimasi pandemi ini akan menyebabkan 11 juta orang di dunia masuk ke dalam jurang kemiskinan.

Dalam catatan penutup yang diberikan oleh Endah Murniningtyas selaku Co-chair IGS for GSDR 2019 pada Webinar “Sustainability Talk: Menjaga Momentum Pencapaian SDG Pasca Corona”, krisis akibat pandemi yang saat ini kita hadapi seharusnya dilihat sebagai sebuah disrupsi yang mendorong kita untuk mengakselerasi percapaian SDGs.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa saat ini adalah momen yang tepat bagi seluruh pemangku kebijakan untuk menelaah dan meninjau kembali dari program atau kebijakan yang talah direncanakan agar lebih berfokus untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Jika semua lapisan telah menempatkan tingkat kepentingan yang sama, bagai membunuh dua buruk dengan satu batu, tercapainya SDGs dapat menjadi solusi bagi pandemi saat ini juga dapat menjadi bekal bagi kita untuk menghadapi krisis-krisis di masa yang akan mendatang.

Mungkin akan terdengar cliché, tapi krisis ini kembali mengajarkan kita arti saling menjaga dan pentingnya mengacu pada sebuah solusi yang dalam penerapannya tidak meninggalkan siapapun, menempatkan mereka yang paling rentan sebagai prioritas utama, dan memerhatikan aspek keberlanjutan, hanya itu rasanya yang dapat dijadikan pilihan masuk akal dalam upaya menjaga dan menyelamatkan kehidupan. (Ber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here