Vaksin Itu Bernama Optimisme

0
603

Empat bulan semenjak kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, kini sudah ada tiga juta lebih orang di dunia yang terinfeksi Covid-19. Virus corona yang menjadi biang infeksi ini juga telah membuat sejumlah negara menutup diri dan menghentikan bermacam aktivitasnya. Kita pun diimbau untuk menjaga jarak dan diminta untuk tetap berada di rumah. Itu semua bertujuan untuk menghambat transmisi virus ke lebih banyak orang.

Tapi kan tidak mungkin kita selama-lamanya tinggal di rumah? Ada banyak sekali aktivitas di luar rumah yang tak bisa tergantikan. Meski banyak orang yang mengatakan apa yang kita lakukan saat ini adalah sebuah “normal yang baru” tapi ini tidak terasa normal sama sekali. Ya, gak sih?

Baca juga: Anak Muda dan Pertanian

Oleh karena itu, kita membutuhkan vaksin yang dapat melindungi dan membuat kita kebal dari virus corona, walau jika nantinya kita (terpaksa) harus hidup berdampingan dengannya.

Untuk mengembangkan dan menguji keefektivan sebuah vaksin, biasanya dibutuhkan waktu hingga bertahun-tahun. Namun, dampak pandemi yang rasanya semakin menyudutkan, membuat banyak institut dan ilmuwan adu balap untuk menemukan vaksin tercepat.

Dalam adu balap ini, tim dari Oxford University menjadi salah satu peserta yang paling cepat dalam lintasan pacu, dilansir dari Wired, mereka mengklaim bahwa projek vaksin Covid-19 yang sedang mereka kerjakan – jika terbukti efektif – dapat digunakan pada bulan September tahun ini. Itu berarti sekitar lima bulan lagi!

Vaksin yang dikerjakan oleh tim Oxford University ini merupakan salah satu dari enam kandidat vaksin yang saat ini sedang dikembangkan dan dievaluasi secara klinis di berbagai belahan dunia (selengkapnya bisa kamu cek di sini). Professor Sarah Gilbert, yang memimpin projek pengembangan vaksin di Oxford University, bersama timnya sudah mulai mencoba membuat vaksin semenjak awal Januari ketika virus corona mulai mewabah di Wuhan.

Tiga bulan setelahnya (iya, di bulan ini) mereka sudah mengantongi dukungan dari pemerintah untuk melakukan uji coba calon vaksin Covid-19 pada manusia.

Dilansir dari Science Alert, melibatkan 1,112 relawan, uji coba ini telah dilaksanakan pada Kamis pekan lalu. Setengah dari relawan menerima vaksin potensial untuk Covid-19 dan setengahnya diberi placebo. Uji coba ini dilakukan pada relawan usia 18 hingga 55 tahun dengan kondisi kesehatan yang baik, belum pernah terinfeksi Covid-19, dan tidak sedang mengandung ataupun menyusui.

Profesor Sarah Gilbret bersama tim berharap kesuksesan uji coba vaksin ini mencapai 80% dan jika memang berhasil maka mereka akan memproduksinya secara masal pada musim gugur tahun ini.

Dilansir dari Business Insider, vaksin ini sebelumnya telah diujikan pada 6 monyet jenis rhesus macaque. Monyet-monyet ini diklaim masih dalam kondisi sehat dan terbebas virus corona selama 28 hari meski mendapat paparan virus corona yang cukup intens.

Masih dilansir dari Business Insider, Vincent Muster, Kepala Unit Ekologi Virus di laboratorium juga mengatakan bahwa rhesus macaque adalah spesies yang sangat mirip dengan manusia karena kita memiliki kesamaan DNA hingga 93%!

Walaupun tidak ada jaminan virus yang berhasil di hewan akan berhasil pula pada manusia, tapi hasil yang ditunjukkan oleh rhesus macaque ini seenggaknya bisalah membuat kita berharap tipis-tipis lah, ya?

Baca juga: Bakti Anak Negeri

Kalaupun ada kegagalan (yang kita harap tidak) dalam uji coba vaksin yang telah dilakukan, hal ini tetap akan memberikan pembelajaran yang berharga bagi ilmuwan-ilmuwan yang saat ini sedang berjibaku menemukan senjata terampuh untuk kita semua.

Dan kalaupun berhasil, Dr. Emini, Direktur Program Vaksin di Bill and Melinda Gates Foundation, dilansir dari New York Times, mengatakan kalau kita akan masih membutuhkan lebih dari satu jenis vaksin. Ini dikarenakan efektivitas dari vaksin bisa saja berbeda tergantung dengan kelompok usia, dosis, hingga harganya.

Tidak hanya itu, semakin banyaknya institut yang mengembangkan vaksin, saya rasa, setidaknya itu juga bisa mengurangi potensi monopoli pasar saat vaksin ini didistribusikan dan dipasarkan.

Kalaupun saat itu tiba, saat obat telah ditemukan, semoga gak ada rebutan antar negara ya dan semoga semuanya bisa punya akses, semoga kita juga gak lupa dengan sifat penyayang dan rasa peduli yang menguat saat kita menghadapi pandemi ini bersama-sama. Finger crossed. (Ber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here