Pandemi, Energi, dan Pembaharuan Cakrawala Pemikiran

0
1229

Setelah perdebatan yang sangat pelik pada hari Minggu lalu, negara-negara penghasil minyak, tidak hanya yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries atau biasa kita sebut OPEC juga OPEC+ dan negara G-20 membuat sebuah keputusan yang belum pernah diambil sebelumnya.

Mereka sepakat untuk membatasi produksi minyak menjadi hanya 9,7 juta barel per harinya. Pengurangan produksi akan diberlakukan pada dua bulan mendatang, yakni di bulan Mei dan Juni. Pemotongan ini besarnya hampir dua kali lipat dari pemotongan produksi ketika dunia sedang dilanda krisis finansial pada tahun 2008! Ini sebabnya, banyak yang bilang, pemotongan produksi minyak kali ini begitu historis.

Kalau susah untuk menjadi pelaku sejarah, setidaknya kita baru saja menjadi saksi sejarah, hehe.

Pemotongan produksi minyak disebabkan karena harga minyak terus mengalami penurunan. Ekonom menyebutkan ada tiga penyebab mengapa harga bisa turun. Pertama, bisa karena permintaan barang itu menurun, lalu karena menguatnya posisi saingan, dan berkurangnya monopoli pasar.

Baca juga: Yang Mana Dulu

Nah, banyak ahli yang mengatakan kalau salah satu penyebab utama harga minyak turun itu karena ada kejadian luar biasa yang menciptakan perubahan situasi yang drastis, yaitu pandemi Covid-19. Karena pandemi ini lah permintaan dan kebutuhan kita akan minyak berkurang.

Karena kita dihimbau untuk tetap tinggal di rumah, alhasil kita jadi jarang bahkan mungkin tidak pernah lagi (setidaknya untuk beberapa bulan terakhir ini) beraktivitas di luar rumah, menggunakan transportasi umum, atau travelling ke luar daerah pun luar negeri menggunakan pesawat. Pengiriman barang-barang lewat kapal juga sangat dibatasi.

Saat ini lebih dari tiga miliar orang di bumi sedang menghabiskan banyak waktu mereka dengan beraktivitas di dalam dumah. Jadi bisa terbayang sekarang kan seberapa besarnya dampak yang kita berikan kepada industri minyak dengan diam di rumah?

Sederhananya, untuk menjaga harga minyak, makanya produksi minyak dikurangi.

Tapi apakah pengurangan produksi minyak ini berpengaruh bagi kemaslahatan hidup kita? Kalau memang berpengaruh, apa baik dan buruknya bagi kita semua?

Save the best for the last.

Kita akan mulai dari dampak buruk terlebih dahulu ya.

Pihak yang akan terpukul paling keras tentu saja industri minyak itu sendiri atau negara penghasil minyak. Barang dagangan mereka dikurangi maka otomatis mereka tidak akan mendapat penghasilan sebesar semula. Ketika proses produksi berkurang maka kebutuhan pekerja juga akan berkurang. Pengurangan produksi ini juga berpengaruh pada pekerja minyak. Karena banyak produsen minyak yang di garis kebangkrutan, tidak menutup kemungkinan akan banyak pekerja yang harus dirumahkan.

Meski demikian, pemotongan produksi minyak yang sudah dicap historis ini dianggap belum cukup, lho.

Dilansir dari The New York Times, Clifford Krauss mengatakan bahwa untuk memulihkan minyak ke harga normal harus lebih banyak lagi minyak yang tidak diproduksi. Ahli menyebutkan bahwa setidaknya permintaan minyak dunia turun drastis hingga 25-35 juta barrel tiap harinya atau sepertiga dari jumlah total produksi minyak. Ini yang menyebabkan, walau produksi sudah dikurangi, belum ada peningkatan yang berarti terhadap harga minyak.

Lalu apa buruknya bagi kita?

Saat ini kita memang belum bisa lepas sepenuhnya dari ketergantungan penggunaan minyak. Berdasarkan data dari SDG Knowledge Hub, kebutuhan kita akan bahan bakar fosil itu mencapai 80 persen dari total kebutuhan kita akan energi, dengan minyak sebagai sumber energi yang menjadi primadona bersamaan dengan gas dan batu bara.

Kita agaknya selalu merasa bahwa kebutuhan kita akan minyak tidak bisa digantikan dengan yang lainnya. Ini ditunjukkan dari angka permintaannya yang selalu meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA), pada di kuartal ketiga tahun 2019 permintaan minyak kita meningkat hingga 1.1 juta barel tiap harinya, meningkat lebih dariĀ  dua kali lipat kuartal sebelumnya.

Padahal di satu sisi, kita semua tahu kalau cadangan minyak di bumi ini terbatas. Kilang minyak baru semakin sulit untuk ditemukan. Jika kita tidak mengubah pola konsumsi kita akan minyak, persediaan minyak di bumi akan habis pada tahun 2054.

Kita juga tak bisa menutup mata dari fakta bahwa penggunaan minyak merupakan dalang dari perubahan iklim dan berbagai masalah lingkungan yang kita hadapi saat ini. Dampak dari penggunaan bahan bakar minyak ini bisa menyebabkan kekeringan, banjir, bahkan badai. Belum lagi polusi yang disebabkan karena buangan kendaraan bermotor. Buangan ini juga menjadi salah satu penyumbang emisi karbon.

Baca juga: Rehat Sejenak

Dengan berkurangnya aktivitas kita di luar rumah termasuk penggunaan transportasi yang sebagian besar (atau bahkan semua) menggunakan bahan bakar minyak, polusi udara akhir-akhir ini di berbagai belahan dunia menunjukkan penurunan intensitasnya. Kita bisa melihat langit lebih biru dari biasanya.

Wabah Covid-19 membuat mata kita terbuka lebar kalau kesehatan itu teramat berharga. Begitu berharganya bahkan tidak bisa dinilai dengan harga atau angka. Melalui wabah ini semoga kita mulai menempatkan kesehatan sebagai faktor penting dalam tiap-tiap pengambilan keputusan ya. Tak terkecuali saat kita mempertimbangkan jenis energi apa yang harus kita gunakan.

Kita tidak boleh terus-terusan menutup mata akan dampak buruk yang diakibatkan dari pola konsumsi kita. Apa yang terjadi selama pandemi ini semoga dapat menawarkan pandangan baru tentang dunia seperti apa yang kita inginkan setelah ini semua berlalu.

By the way, selain minyak kita punya sumber daya energi alternatif lainnya, lho. Biofuel namanya. Memang membutuhkan adaptasi dan merupakan tantangan untuk meninggalkan minyak dan bahan bakar fosil, tapi bukan berarti kita tak pernah punya pilihan.

Siapa sih yang senang beradaptasi terus menerus saat sudah nyaman? Tapi upaya ini sangat sangat sangat sangat layak diusahakan, sebab katanya zona nyaman terkadang membahayakan. (Ber)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here