Di beberapa kasus Covid-19, infeksi telah membuat beberapa pasien sulit bernapas, bahkan salah satu penyebab kematian disebabkan karena pasien tidak bisa bernapas. Karena itu kehadiran ventilator, yang berfungsi membantu pasien bernapas, menjadi sangat dibutuhkan. Saat ini ventilator menjadi barang yang sangat diburu oleh banyak negara, termasuk Indonesia, walau harganya sangat mahal.
Harga pasaran satu unit bisa capai 500 hingga 700 juta!
Pemerintah Indonesia sendiri telah berupaya agar suplai ventilator tetap memadai dengan menggandeng berbagai pihak untuk bekerja sama mulai dari Toyota, Elon Musk, hingga Donald Trump.
Beralih dari pemerintah sejenak, ada juga warga negara yang tidak bisa tinggal diam melihat kondisi ini, lho.
Baca juga: Kita Masih Bisa Bahagia Kok
Namanya adalah Syarif Hidayat, seorang Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB dari Kelompok Keahlian Ketenagalistrikan ITB yang menginisiasi pengembangan Vent-I atau Ventilator Indonesia sebagai alat bantu pernapasan untuk pasien Covid-19. Dalam perjalanannya inisiasi ini menggandeng beberapa pihak seperti Yayasan Salman ITB dan UNPAD.
Dilansir dari VOA, Syarif mengatakan bahwa ia tergerak untuk membantu karena dirinya merasa tidak tega melihat tenaga medis yang merawat pasien Covid-19 harus berjuang dengan perlengkapan yang tidak memadai.
Jelasnya pula, dalam pengembangan Vent-I ini ia tidak betujuan untuk menghasilkan teknologi yang canggih tapi hanya bisa diproduksi secara sedikit. Akan tetapi, Vent-I bertujuan menjadi teknologi yang efektif sehingga dapat dengan mudah diproduksi dengan massal dan digunakan secara massal pula.
Untuk itu dalam pengembangannya sengaja digunakan teknologi sederhana, seperti penggunaan pemanas udara untuk dihembuskan ke pasien yang dibuat dari modifikasi rice cooker atau pompa yang terinspirasi dari cara kerja pompa kasur angin.
Tapi, amankah?
Jawabannya aman! Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menyatakan kalau produk ventilator hasil kerja sama ITB, UNPAD, dan YPM Salman ini lolos uji untuk semua kriteria uji!
Vent-I nantinya bisa digunakan oleh pasien Covid-19 yang masih bisa bernapas sendiri, bukan ditujukan untuk pasien ICU. Diklaim juga bahwa Vent-I ini dapat dengan mudah digunakan oleh tenaga medis dan dapat berfungsi selama lima hari tanpa henti.
Lalu berapa harganya?
Kalau harga ventilator biasanya bisa menembus angka Rp700 juta, harga satu unit Vent-I ini mencapai Rp10-15 juta saja. Dilansir dari laman resmi ITB, proses pengembangan Vent-I ini bersumber dari donasi yang sudah mencapai Rp5 miliar. Dari jumlah donasi ini, Vent-I kemungkinan akan diproduksi hingga sebanyak 500 unit.
Untuk proses produksinya, PT Dirgantara Indonesia telah menyanggupi akan melakukan produksi 500 unit Vent-I dalam waktu sepekan.
Baca juga: Pahlawan Tanpa Jubah
Nah, kalau ini semua sudah jadi, Vent-I akan dibanderol dengan harga Rp 0 alias gratis dan akan dibagikan untuk rumah sakit-rumah sakit yang membutuhkan.
Pasti ada banyak Syarif lainnya
Saya yakin pasti ada banyak orang seperti Syarif di luar sana, yang tidak pernah mau kalah dengan keadaan, yang terus berupaya meski tak jarang keselamatan yang menjadi taruhan, yang memilih untuk mati berdiri daripada hidup berlutut.
Upaya mereka hadir sebagai pertolongan yang memberikan kelonggaran dari tiap-tiap hirupan napas yang terasa sesak (benar-benar dimaksudkan agar dimaknai sebagaimana arti harfiahnya, hehe). (Ber)