Apudin menambahkan adanya pembangkit listrik surya dan bayu sebetulnya juga ditujukan agar masyarakat lebih mandiri secara ekonomi. “Meski saat sekarang baru berjalan beberapa bulan, tetapi peningkatan ekonomi mulai terasa, apalagi setelah ada dua lemari pendingin atau freezer. Lemari pendingin itu dipakai oleh kelompok tani tambak untuk menyimpan hasil panen baik ikan bandeng, udang maupun kepiting,” katanya.
Dia menceritakan sebelum ada listrik dan lemari pendingin, maka masyarakat langsung menjualnya kepada tengkulak. Biasanya, kalau panenan melimpah dan seluruh petani tambak panen, maka harganya bakal jatuh. Sebab, tidak mungkin warga menahan hasil panen, kalau ditahan malah bisa membusuk. Maka dari itu, dengan adanya kemari pendingin, warga dapat menyimpannya dan kalau ada tengkulak membutuhkan, kami siap memasoknya.
“Harga ikan bandeng, misalnya, Rp15 ribu hingga Rp17 ribu/kg. Kalau panen melimpah, bisa lebih rendah dari itu. Dengan adanya tempat penyimpanan, maka petani tambak dapat mempertahankan harganya,”ujarnya.
Selain itu, lanjut Apudin, penberdayaan ibu-ibu juga bisa jalan dengan cara mengolah ikan bandeng mentah. “Ada beberapa produk yang kini dihasilkan yakni ikan bandeng tanpa duri maupun ikan bandeng fresto. Ikan bandeng fresto misalnya dijual dengan harga Rp15 ribu per bungkus isi satu ekor, sedangkan untuk bandeng tampa duri Rp10 ribu per bungkus isi satu ekor. Mudah-mudahan dengan pengolahan ikan bandeng oleh para perempuan di sini akan semakin meningkatkan kesejahteraan warga,”jelasnya.
Sementara ketika Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar meresmikan E-Mas Bayu (Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin) dan program E-Mbak Mina (Energi Mandiri Tambak Ikan) menyatakan terima kasih kepada Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap karena telah peduli terhadap lingkungan.
“Saya mengapresiasi Pertamina yang telah mengadakan program energi bersih dan peduli lingkungan di kawasan Kampung Laut, Cilacap. Model tenaga surya dan angin merupakan pembangkit yang cocok untuk daerah remote (daerah terpencil yang sulit dijangkau). Saya tadi lihat mesin-mesinnya dengan sistem off grid, artinya tidak harus masuk jaringan PLN,”jelas Menteri LHK saat peresmian E-Mas Bayu dan E-Mbak Mina di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap pada Selasa (5/3).
Menteri LHK mengatakan bahwa model yang dikembangkan di Dusun Bondan bakal dikaji lebih mendalam dan akan dilihat mengenai kelembagaan masyarakatnya. “Model ini akan saya bawa ke tingkat nasional. Nantinya akan dilihat kelembagaannya, apakah koperasi atau BUMDes dan kelembagaan di tingkat masyarakatnya. Sebab, yang saya lihat kelembagaannya masih dikelola oleh kelompok tani,” ujarnya. (Mongabay.id, 12/03/2019)